Panen Perdana Cabe di Lahan Ketahanan Pangan Kodim 1418/Mamuju

    Panen Perdana Cabe di Lahan Ketahanan Pangan Kodim 1418/Mamuju

    Mamuju - Hari ini, personel Kodim 1418/Mamuju bersama Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XLII Kodim 1418 melakukan panen perdana cabe. Budidaya tanaman cabe ini merupakan bukti konkret bahwa Kodim 1418/Mamuju mendukung program pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi dampak inflasi ekonomi. Selasa, (7/11/2023).

    Dalam survei harga cabe di pasar, terlihat bahwa harga cabe telah melonjak hingga mencapai Rp. 50.000 per kilogram. Cabe ini ditanam dalam wadah polybag sebanyak 700 pohon di lahan ketahanan pangan Kodim 1418/Mamuju. Tanaman cabe ini telah dirawat oleh anggota Kodim 1418/Mamuju selama 3 bulan dan menghasilkan sebanyak 4 kilogram pada panen perdana ini. Sangat membantu terkhusus untuk ibu-ibu persit dapat memanen cabe dan tidak perlu beli di pasar.

    Komandan Kodim 1418/Mamuju, Kolonel Inf M. Imasfy, S.E., menyatakan bahwa "kegiatan panen ini sejalan dengan perintah harian Kasad dan implementasi petunjuk Pangdam XIV/Hsn 6K yang mengedepankan pemanfaatan lahan kosong untuk budidaya tanaman hortikultura yang memiliki waktu panen yang relatif singkat."

    "Melalui kegiatan ini, Kodim 1418/Mamuju turut mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Mamuju, mengatasi inflasi, serta memperkuat ketahanan pangan yang pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan terutama keluarga anggota sendiri dan masyarakat pada umumnya, " tutup Dandim 1418.

    mamuju
    M Ali Akbar

    M Ali Akbar

    Artikel Sebelumnya

    Korem 142/Tatag dan jajaran siap dukung...

    Artikel Berikutnya

    Panen Perdana Cabe di Lahan Ketahanan Pangan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now
    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Netralitas TNI pada Pilkada Kab. Majene adalah harga mati.
    Hendri Kampai: Menjaga  Euforia Harapan

    Ikuti Kami